Kunci Jawaban Pertanyaan Esensial IPAS Kelas 5 SD Halaman 2
Kunci Jawaban Pertanyaan Esensial IPAS Kelas 5 SD Halaman 2— Halo kawan ahliartikel, salam sehat dan sukses selalu. Bagi sobat kelas 5 yang sedang mencari Kunci Jawaban IPAS kelas 5 Kurikulum Merdeka Bab 1- Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi, Topik A: Cahaya dan Sifatnya. berikut ini kita akan membahasnya.
Kali
ini kita akan mengulas tentang “Pertanyaan Esensial” yang terdapat pada
buku siswa kelas 5 SD. Dengan adanya pembahasan berikut ini, diharapkan bisa
membantu sobat semuanya dengan materi yang telah diajarkan di sekolah.
Diharapkan
sobat semuanya mengerjakan soalnya terlebih dahulu sebelum melihat pembahasan
yang terdapat dibawah ini, baik dikerjakan secara mandiri maupun dikerjakan
secara berkelompok.
Jika
sobar semuanya mengalami atau menemukan kesulitan dalam mengerjakan soalnya, jawaban
dibawah ini bisa dijadikan referensi untuk membandingkan dengan jawaban yang
telah sbat kerjakan sebelumnya.
Selain
ini kami juga menyediakan pembahasannya supaya sobat semuanya lebih paham lagi lagi
dengan materi yang telah di ajarkan oleh bapak ibu guru.
Jawaban IPAS Kelas 5 SD Halaman 2
Pertanyaan Esensial
1. Bagaimana cahaya merambat?
Jawaban
- Cahaya merambat dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik terdiri dari medan listrik dan medan
magnetik yang saling terkait dan bergerak seiring satu sama lain. Cahaya
merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata
manusia.
- Cahaya merambat dengan kecepatan konstan yang
disebut kecepatan cahaya. Dalam vakum, kecepatan cahaya memiliki nilai sekitar
299,792,458 meter per detik (atau sekitar 3 x 10^8 meter per detik). Ketika
cahaya bergerak dari satu medium ke medium lain yang memiliki kepadatan
berbeda, kecepatannya akan berubah. Fenomena ini dikenal sebagai pembiasan
cahaya.
- Cahaya dapat merambat dalam berbagai medium,
termasuk udara, air, kaca, dan bahan transparan lainnya. Ketika cahaya melewati
medium seperti udara atau vakum, gelombang elektromagnetik merambat langsung
dalam garis lurus, yang dikenal sebagai lintasan sinar. Namun, ketika cahaya
melewati medium yang memiliki partikel-partikel seperti air atau kaca,
gelombang cahaya dapat mengalami pembelokan atau perubahan arah. Fenomena ini
dikenal sebagai pembiasan atau pembelahan cahaya.
- Cahaya juga dapat mengalami refleksi saat memantul
dari permukaan yang halus dan menghasilkan bayangan saat bertemu dengan objek
yang tidak tembus cahaya. Cahaya juga dapat mengalami dispersi, yaitu pemisahan
menjadi spektrum warna saat melalui prisma atau permukaan lain yang membungkuk
cahaya.
- Cahaya juga dapat mengalami penyerapan saat melewati
medium tertentu, di mana energi cahaya diubah menjadi energi lain, seperti
panas. Setiap benda atau medium memiliki sifat penyerapan cahaya yang khas,
yang menjelaskan mengapa beberapa benda terlihat berwarna tertentu.
Secara umum, cahaya merambat melalui ruang hampa atau
medium dengan kecepatan konstan, dapat mengalami pembiasan, refleksi, dispersi,
dan penyerapan tergantung pada medium yang dilaluinya serta interaksi dengan
objek di sekitarnya.
2. Mengapa ada bayangan? Apa yang
memengaruhi bentuk bayangan?
Jawaban
Bayangan terjadi ketika cahaya diblokir oleh suatu
objek, sehingga cahaya tersebut tidak mencapai permukaan yang lain. Ketika
cahaya dari sumber cahaya (seperti matahari atau lampu) mengenai objek, cahaya
tersebut dapat menyebar, diserap, atau dipantulkan oleh objek tersebut. Bagian
yang terhalang oleh objek tidak menerima cahaya langsung, dan inilah yang
menyebabkan terbentuknya bayangan.
Bentuk bayangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain:
- Ukuran dan bentuk objek: Bayangan yang dihasilkan
akan memiliki ukuran, bentuk, dan detail yang serupa dengan objek yang
menghalangi cahaya. Jika objek memiliki bentuk kompleks, bayangan yang
dihasilkan juga akan memiliki bentuk yang mirip.
- Jarak antara objek dan sumber cahaya: Semakin jauh
jarak antara objek dan sumber cahaya, semakin besar bayangan yang terbentuk.
Ini karena semakin jauh jarak cahaya harus merambat sebelum mencapai objek,
semakin melebar pola cahaya yang menciptakan bayangan.
- Jarak antara objek dan permukaan yang menerima
bayangan: Jarak ini juga berpengaruh pada ukuran bayangan yang terbentuk.
Semakin jauh objek dari permukaan, semakin besar bayangan yang terbentuk.
- Bentuk sumber cahaya: Bentuk dan ukuran sumber
cahaya juga memengaruhi bentuk bayangan. Sumber cahaya yang lebih besar atau
lebih difus akan menciptakan bayangan yang lebih lembut dan kabur, sedangkan
sumber cahaya yang lebih kecil atau lebih terfokus dapat menghasilkan bayangan
yang lebih tajam dan terdefinisi dengan baik.
Selain faktor-faktor di atas, sifat penyerapan,
pantulan, dan pembelokan cahaya oleh objek atau medium sekitarnya juga dapat
memengaruhi bentuk dan kejelasan bayangan yang terbentuk.
3. Mengapa kita bisa melihat bayangan kita
di cermin?
Jawaban
Kita dapat melihat bayangan kita di cermin karena
cermin melakukan pantulan cahaya secara reflektif. Ketika cahaya dari objek
(seperti tubuh manusia) mengenai permukaan cermin, cahaya tersebut dipantulkan
kembali secara reflektif sesuai dengan hukum pantulan cahaya.
Hukum pantulan cahaya menyatakan bahwa sudut datang
cahaya (sudut antara sinar datang dan garis normal yang tegak lurus terhadap
permukaan cermin) akan sama dengan sudut pantul cahaya (sudut antara sinar
pantul dan garis normal). Dalam pantulan cermin yang ideal, sudut datang dan
sudut pantul memiliki nilai yang sama.
Ketika cahaya dari tubuh manusia mengenai permukaan
cermin, cermin memantulkan cahaya tersebut secara reflektif dengan
mempertahankan sudut pantulan yang sama dengan sudut datang. Dalam proses ini,
bayangan tubuh manusia terbentuk di depan cermin karena cahaya yang dipantulkan
menciptakan gambar yang tampak seolah-olah ada di balik cermin.
Cermin memiliki permukaan yang halus dan reflektif,
sehingga memungkinkan pantulan cahaya yang jelas. Bayangan yang terbentuk di
cermin memiliki ukuran dan bentuk yang serupa dengan objek yang memantulkan
cahaya. Namun, bayangan di cermin akan terbalik secara horizontal, artinya kiri
menjadi kanan dan kanan menjadi kiri, tetapi tidak terbalik secara vertikal.
Proses pembentukan bayangan di cermin melibatkan
interaksi kompleks antara cahaya, permukaan cermin, dan mata pengamat. Kita
melihat bayangan di cermin karena mata kita menerima sinar pantulan cahaya
tersebut, membentuk gambar di retina, dan menginterpretasinya sebagai bayangan
yang terlihat di posisi yang tampaknya berada di balik cermin.
4. Bagaimana pelangi terbentuk?
Jawaban
Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari melewati
tetesan air di udara dan mengalami perubahan arah (pembiasan) dan pemantulan di
dalam tetesan air tersebut. Proses pembentukan pelangi melibatkan beberapa
fenomena optik, seperti pembiasan, pemantulan internal, dan dispersi cahaya.
Berikut adalah tahapan utama dalam
pembentukan pelangi:
Cahaya Matahari: Cahaya matahari yang putih terdiri
dari berbagai warna yang membentuk spektrum elektromagnetik, termasuk
warna-warna seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Pembiasan: Cahaya matahari masuk ke tetesan air di
udara (biasanya hujan). Ketika cahaya memasuki tetesan air, ia mengalami
pembiasan, yaitu perubahan arah cahaya karena perbedaan kecepatan cahaya dalam
medium yang berbeda. Cahaya yang masuk ke tetesan air mengalami pembelokan.
Pemantulan Internal: Setelah mengalami pembiasan,
cahaya dipantulkan kembali di dalam tetesan air melalui pemantulan internal
total. Pemantulan internal terjadi ketika sudut datang cahaya melebihi sudut
kritis yang tergantung pada indeks bias air. Pemantulan internal ini
memantulkan cahaya kembali ke dalam tetesan air.
Dispersi: Ketika cahaya dipantulkan kembali di dalam
tetesan air, ia mengalami dispersi. Dispersi adalah fenomena di mana cahaya
terpecah menjadi berbagai komponen warna karena panjang gelombang cahaya
memiliki kecepatan yang berbeda saat melewati medium yang berbeda. Cahaya
terpecah menjadi warna-warna spektrum saat keluar dari tetesan air.
Pemantulan: Setelah mengalami dispersi, cahaya keluar
dari tetesan air dan memantul kembali ke mata pengamat. Cahaya ini membentuk
lingkaran penuh yang disebut pelangi. Pada pelangi utama, warna-warna spektrum
terlihat dengan urutan merah di bagian luar dan ungu di bagian dalam pelangi.
Dalam beberapa kondisi, seperti hujan ringan atau
kabut, pelangi ganda dapat terbentuk. Pelangi ganda terjadi ketika cahaya
mengalami pemantulan internal dan dispersi lebih dari satu kali di dalam
tetesan air sebelum keluar dan mencapai mata pengamat. Ini menghasilkan dua
pelangi dengan warna dan urutan yang berbeda, dengan pelangi paling terang di
luar dan pelangi kedua di dalamnya.
Penting untuk dicatat bahwa untuk melihat pelangi,
mata pengamat harus berada di posisi yang benar, yaitu dengan mata menghadap ke
arah berlawanan dengan matahari. Cahaya matahari yang rendah di langit setelah
hujan seringkali menciptakan kondisi yang tepat untuk pembentukan pelangi.
Penutup
Demikinalah ulasan tentang Kunci Jawaban Pertanyaan
Esensial IPAS Kelas 5 SD Halaman 2 dan juga pembahasannya. Sekali lagi, jawaban
diatas digunakan sebagai pembanding. Selalu belajar untuk dapat lebih memahami
lagi dengan materi yang telah diajarkan. Semoga bermanfaat.
Tambahan :
1. Kunci jawaban diatas hanya untuk membandingkan
dengan jawaban yang telah kalian kerjakan sebelumnya.
2. Sobat semuanya dapat mencari jawaban yang lebih
baik lagi dan lebih meyakinkan.
3. Kunci Jawaban di atas tidak menjamin kebenarannya.

Posting Komentar untuk "Kunci Jawaban Pertanyaan Esensial IPAS Kelas 5 SD Halaman 2"