Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kunci Jawaban Mari Refleksikan IPAS Kelas 5 SD Halaman 61

Kunci Jawaban Mari Refleksikan IPAS Kelas 5 SD Halaman 61 — Halo kawan ahliartikel, salam sehat dan sukses selalu. Bagi sobat kelas 5 yang sedang mencari Kunci Jawaban IPAS kelas 5 Kurikulum Merdeka Bab 2 Harmoni dalam Ekosistem, Topik B: Memakan dan Dimakan.

Kali ini kita akan mengulas tentang “Mari Refleksikan” yang terdapat pada buku siswa kelas 5 SD. Dengan adanya pembahasan berikut ini, diharapkan bisa membantu sobat semuanya dengan materi yang telah diajarkan di sekolah.

Diharapkan sobat semuanya mengerjakan soalnya terlebih dahulu sebelum melihat pembahasan yang terdapat dibawah ini, baik dikerjakan secara mandiri maupun dikerjakan secara berkelompok.

Jika sobar semuanya mengalami atau menemukan kesulitan dalam mengerjakan soalnya, jawaban dibawah ini bisa dijadikan referensi untuk membandingkan dengan jawaban yang telah sbat kerjakan sebelumnya.

Selain ini kami juga menyediakan pembahasannya supaya sobat semuanya lebih paham lagi lagi dengan materi yang telah di ajarkan oleh bapak ibu guru.

Jawaban IPAS Kelas 5 SD Halaman 61

Mari Refleksikan

1. Mengapa makhluk hidup membutuhkan energi?

Jawaban

Makhluk hidup membutuhkan energi untuk menjalankan berbagai proses kehidupan yang penting. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai mengapa makhluk hidup membutuhkan energi:

- Aktivitas Metabolik: Energi digunakan oleh makhluk hidup untuk menjalankan aktivitas metaboliknya. Metabolisme adalah serangkaian reaksi kimia dalam tubuh yang mencakup pemecahan makanan menjadi nutrisi, pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, sintesis zat-zat penting, dan pembuangan limbah. Semua proses ini memerlukan energi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi.

- Pertumbuhan dan Perkembangan: Makhluk hidup memerlukan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka. Energi yang diperoleh dari makanan digunakan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, membangun jaringan baru, dan memperbesar ukuran tubuh. Misalnya, anak-anak membutuhkan energi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.

- Pergerakan: Energi juga dibutuhkan untuk melakukan gerakan. Hewan menggunakan energi yang mereka peroleh dari makanan untuk bergerak, berlari, berenang, atau terbang. Gerakan ini diperlukan untuk mencari makanan, mencari tempat berlindung, bereproduksi, atau menghindari bahaya. Tanpa energi yang cukup, makhluk hidup tidak dapat melakukan aktivitas fisik dengan efisien.

- Aktivitas Reproduksi: Reproduksi adalah proses penting dalam kehidupan makhluk hidup. Energi diperlukan untuk menghasilkan sel-sel reproduksi, mempertahankan kehamilan, dan merawat anak-anak. Hewan menggunakan energi yang mereka peroleh untuk mencari pasangan, berkembang biak, dan memelihara keturunan mereka.

- Pengaturan Suhu Tubuh: Beberapa makhluk hidup, seperti mamalia, mempertahankan suhu tubuh mereka tetap stabil melalui mekanisme termoregulasi. Proses ini membutuhkan energi yang signifikan. Energi digunakan untuk menghasilkan panas tubuh, mengatur suhu tubuh, dan mempertahankan keseimbangan termal yang optimal untuk kelangsungan hidup.

Dengan demikian, makhluk hidup membutuhkan energi untuk menjalankan berbagai proses kehidupan yang esensial seperti metabolisme, pertumbuhan, pergerakan, reproduksi, dan pengaturan suhu tubuh. Energi yang diperoleh dari makanan memungkinkan mereka untuk hidup, berkembang, bergerak, dan melaksanakan fungsi-fungsi vital dalam ekosistem.

2. Bagaimana transfer energi terjadi pada suatu ekosistem?

Jawaban

Transfer energi dalam suatu ekosistem terjadi melalui rantai makanan dan siklus nutrisi. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana transfer energi terjadi dalam suatu ekosistem:

- Rantai Makanan: Rantai makanan adalah urutan transfer energi yang terjadi saat satu organisme memakan organisme lain dalam ekosistem. Rantai makanan dimulai dengan produsen, yaitu tumbuhan yang menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis. Hewan herbivora kemudian memakan tumbuhan sebagai konsumen tingkat pertama. Hewan karnivora dapat memakan hewan herbivora sebagai konsumen tingkat kedua, dan begitu seterusnya. Setiap langkah dalam rantai makanan mewakili transfer energi dari satu organisme ke organisme lain.

- Transfer energi melalui konsumsi: Saat satu organisme memakan organisme lain, energi yang tersimpan dalam organisme tersebut ditransfer ke organisme pemakan. Misalnya, ketika hewan herbivora memakan tumbuhan, mereka mendapatkan energi yang tersimpan dalam tumbuhan tersebut. Kemudian, ketika hewan karnivora memakan hewan herbivora, mereka mendapatkan energi yang tersimpan dalam hewan herbivora. Proses konsumsi ini memungkinkan transfer energi dari satu tingkat dalam rantai makanan ke tingkat berikutnya.

- Efisiensi transfer energi: Meskipun terjadi transfer energi dalam rantai makanan, tidak semua energi yang dikonsumsi oleh organisme tersebut dapat digunakan secara efisien. Sebagian energi hilang dalam bentuk panas selama aktivitas harian seperti pernapasan, gerakan, dan proses metabolisme. Sebagai akibatnya, hanya sebagian kecil energi yang dapat digunakan oleh organisme pemakan. Efisiensi transfer energi ini menyebabkan jumlah energi yang tersedia pada setiap tingkat dalam rantai makanan berkurang.

- Siklus nutrisi: Selain melalui rantai makanan, transfer energi juga terjadi melalui siklus nutrisi. Ketika organisme mati, organisme pengurai seperti bakteri dan cacing tanah membantu mengurai bahan organik menjadi zat-zat yang dapat diserap oleh tanah dan tumbuhan. Nutrisi yang terkandung dalam organisme yang mati tersebut kemudian diambil oleh tumbuhan melalui penyerapan akar. Tumbuhan mengubah nutrisi ini menjadi bahan makanan melalui fotosintesis, dan siklus nutrisi berlanjut saat organisme lain memakan tumbuhan atau organisme pengurai.

- Siklus energi: Transfer energi dalam suatu ekosistem membentuk siklus energi yang berkelanjutan. Energi yang masuk ke ekosistem berasal dari matahari melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan. Tumbuhan menggunakan energi matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi gula sebagai sumber energi. Kemudian, energi ini diteruskan melalui rantai makanan saat organisme konsumen mengonsumsi tumbuhan atau organisme lain. Setelah organisme mati, energi tersebut dapat kembali ke lingkungan melalui proses dekomposisi oleh organisme pengurai. Selanjutnya, energi dapat digunakan kembali oleh produsen dalam ekosistem melalui siklus nutrisi.

Dalam siklus energi, energi yang masuk ke ekosistem melalui matahari tidak tercipta atau hilang. Energi hanya mengalami perubahan bentuk atau transfer dari satu organisme ke organisme lainnya. Siklus energi ini memastikan bahwa energi terus bergerak dan tersedia bagi organisme dalam ekosistem.

Penting untuk dipahami bahwa jumlah energi yang tersedia pada setiap tingkat dalam rantai makanan semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh efisiensi transfer energi dan kehilangan energi dalam bentuk panas saat aktivitas metabolisme. Oleh karena itu, populasi produsen yang mencukupi sangat penting untuk menjaga ketersediaan energi yang cukup bagi konsumen pada tingkat yang lebih tinggi dalam rantai makanan.

Dengan memahami bagaimana transfer energi terjadi dalam ekosistem melalui rantai makanan dan siklus nutrisi, kita dapat menyadari pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Setiap organisme memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan siklus energi dan keberlanjutan ekosistem. Melalui pemahaman ini, kita dapat memahami betapa pentingnya harmoni dalam ekosistem dan menjaga keseimbangan dalam interaksi antara makhluk hidup di dalamnya.

3. Apa arti tanda panah dalam jaring-jaring makanan?

Jawaban

Tanda panah dalam jaring-jaring makanan memiliki arti penting dalam menggambarkan arah transfer energi dan aliran makanan antara organisme dalam ekosistem. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai arti tanda panah dalam jaring-jaring makanan:

- Mengindikasikan arah transfer energi: Tanda panah pada jaring-jaring makanan digunakan untuk menunjukkan arah transfer energi dari satu organisme ke organisme lainnya. Panah tersebut menunjukkan bahwa energi dan nutrisi mengalir dari produsen (tumbuhan) ke konsumen (hewan herbivora atau karnivora) dalam rantai makanan. Misalnya, panah akan mengarah dari tumbuhan ke hewan herbivora yang memakan tumbuhan, dan kemudian dari hewan herbivora ke hewan karnivora yang memakan hewan herbivora.

- Menunjukkan hubungan pemakan-dimakan: Tanda panah dalam jaring-jaring makanan juga memberikan informasi tentang hubungan pemakan-dimakan antar organisme dalam ekosistem. Panah yang mengarah ke suatu organisme menunjukkan bahwa organisme tersebut merupakan makanan atau sumber energi bagi organisme lainnya. Sebagai contoh, jika ada panah yang mengarah ke hewan karnivora, itu menandakan bahwa hewan tersebut memakan organisme lain.

- Menggambarkan tingkatan trofik: Tanda panah juga membantu dalam menggambarkan tingkatan trofik dalam rantai makanan. Tingkatan trofik adalah tingkatan yang berbeda dalam rantai makanan, seperti produsen, konsumen tingkat 1, konsumen tingkat 2, dan seterusnya. Panah yang mengarah ke tingkatan konsumen menunjukkan bahwa organisme tersebut berada pada tingkatan konsumen yang lebih tinggi dan memperoleh energi dari organisme pada tingkatan trofik yang lebih rendah.

Dengan menggunakan tanda panah dalam jaring-jaring makanan, kita dapat memahami arah transfer energi dan hubungan pemakan-dimakan antar organisme dalam ekosistem. Hal ini membantu kita menggambarkan hubungan kompleks antara produsen, konsumen, dan dekomposer dalam ekosistem serta memahami bagaimana energi dan nutrisi mengalir melalui rantai makanan.

4. Apakah ada hubungannya populasi suatu makhluk hidup dengan transfer energi? Lihatlah dari piramida makanan yang kalian buat untuk membantu menjawab pertanyaan ini.

Jawaban

Populasi suatu makhluk hidup memiliki hubungan yang erat dengan transfer energi dalam suatu ekosistem. Piramida makanan yang kita buat dapat membantu menjelaskan hubungan ini. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara populasi dan transfer energi :

- Piramida Makanan: Piramida makanan adalah representasi grafis dari rantai makanan dalam suatu ekosistem. Dalam piramida makanan, produsen (tumbuhan) berada di bagian paling bawah, diikuti oleh konsumen tingkat pertama (hewan herbivora) di bagian tengah, dan konsumen tingkat kedua (hewan karnivora) di bagian puncak. Setiap tingkat dalam piramida makanan menunjukkan jumlah energi yang tersedia dalam bentuk makanan pada setiap tingkatan tersebut.

- Transfer Energi: Saat organisme berpindah dari satu tingkat dalam piramida makanan ke tingkat berikutnya, terjadi transfer energi. Produsen menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis menggunakan energi matahari. Ketika hewan herbivora memakan tumbuhan, mereka mendapatkan sebagian energi yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Kemudian, ketika hewan karnivora memakan hewan herbivora, mereka mendapatkan sebagian energi yang terkandung dalam hewan tersebut. Transfer energi ini terjadi melalui rantai makanan dan mengikuti pola bahwa energi yang tersedia pada setiap tingkat piramida makanan berkurang.

- Efisiensi Transfer Energi: Setiap tingkat dalam piramida makanan memiliki jumlah energi yang lebih rendah daripada tingkat sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh efisiensi transfer energi yang tidak sempurna. Ketika satu organisme memakan organisme lain, hanya sebagian energi yang dapat digunakan dan diserap oleh organisme yang memakan. Sebagian energi hilang dalam bentuk panas saat organisme melakukan aktivitas harian seperti pernapasan dan gerakan. Oleh karena itu, jumlah energi yang tersedia untuk konsumen tingkat kedua (hewan karnivora) lebih rendah daripada konsumen tingkat pertama (hewan herbivora), dan begitu seterusnya.

- Populasi dan Transfer Energi: Populasi suatu makhluk hidup dalam setiap tingkat piramida makanan juga memiliki hubungan dengan transfer energi. Semakin besar populasi produsen (tumbuhan) dalam suatu ekosistem, semakin banyak energi yang dihasilkan dan tersedia di tingkat pertama piramida makanan. Jumlah energi yang tersedia pada tingkat tersebut mempengaruhi populasi hewan herbivora yang memakan tumbuhan. Sebaliknya, populasi hewan herbivora yang lebih besar akan memberikan lebih banyak energi yang tersedia untuk populasi hewan karnivora di tingkat kedua piramida makanan.

- Keseimbangan Ekosistem: Hubungan antara populasi dan transfer energi sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Jika populasi suatu makhluk hidup meningkat secara signifikan, maka akan ada lebih banyak energi yang dikonsumsi di tingkat tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah energi yang tersedia di tingkat yang lebih rendah dalam piramida makanan. Misalnya, jika populasi hewan herbivora meningkat secara drastis, mereka akan mengonsumsi lebih banyak tumbuhan, mengurangi populasi tumbuhan dan energi yang tersedia bagi konsumen tingkat pertama.

Sebaliknya, jika populasi suatu makhluk hidup mengalami penurunan, maka akan ada lebih sedikit energi yang dikonsumsi di tingkat tersebut. Ini dapat mempengaruhi populasi di tingkat yang lebih tinggi dalam piramida makanan. Misalnya, jika populasi hewan karnivora mengalami penurunan, maka jumlah energi yang tersedia bagi konsumen tingkat kedua juga akan berkurang.

Dalam menjaga keseimbangan ekosistem, penting untuk menjaga populasi makhluk hidup agar tetap seimbang. Jika populasi suatu makhluk hidup melampaui batas tertentu, dapat terjadi gangguan dalam rantai makanan dan transfer energi. Hal ini dapat menyebabkan dampak negatif pada organisme lain dalam ekosistem dan mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Dengan memahami hubungan antara populasi dan transfer energi dalam piramida makanan, kita dapat menyadari pentingnya menjaga keseimbangan populasi makhluk hidup dalam ekosistem. Hal ini melibatkan pengelolaan populasi secara bijaksana, termasuk pemeliharaan populasi produsen yang mencukupi untuk mendukung populasi konsumen tingkat pertama dan seterusnya. Dengan menjaga keseimbangan populasi, transfer energi dalam ekosistem tetap berjalan dengan baik, menjaga keberlanjutan dan harmoni dalam ekosistem.

5. Apa yang membedakan jaring-jaring makanan dan piramida makanan?

Jawaban

Jaring-jaring makanan dan piramida makanan adalah dua konsep yang berhubungan erat dalam mempelajari hubungan antara organisme dalam suatu ekosistem. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perbedaan antara jaring-jaring makanan dan piramida makanan:

Jaring-jaring Makanan:

- Jaring-jaring makanan adalah representasi hubungan makan-memakan antara berbagai organisme dalam ekosistem.

- Jaring-jaring makanan menunjukkan jalur transfer energi dan nutrisi melalui rantai makanan yang melibatkan produsen, konsumen tingkat 1, konsumen tingkat 2, dan seterusnya.

- Jaring-jaring makanan menggambarkan pola kompleks interaksi antarorganisme yang melibatkan banyak jalur makan-memakan yang saling terhubung dalam ekosistem.

- Pada jaring-jaring makanan, satu organisme dapat menjadi konsumen bagi beberapa organisme lain dan juga menjadi sumber makanan bagi organisme lainnya. Ini mencerminkan adanya banyak interaksi yang kompleks dalam memakan dan dimakan antar organisme dalam ekosistem.

Piramida Makanan:

- Piramida makanan adalah representasi grafis yang menunjukkan jumlah energi atau biomassa yang tersedia di setiap tingkatan trofik dalam suatu ekosistem.

- Piramida makanan berbentuk segitiga, di mana produsen (tumbuhan) berada di bagian dasar dan tingkatan konsumen berada di bagian atas.

- Setiap tingkatan piramida makanan mewakili tingkatan trofik yang berbeda dalam rantai makanan, seperti produsen, herbivora, karnivora, dan pemangsa puncak.

- Pada piramida makanan, jumlah energi atau biomassa akan menurun seiring dengan naiknya tingkatan trofik. Hal ini disebabkan oleh hilangnya sebagian energi saat transfer dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya, serta penggunaan energi oleh organisme dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Perbedaan antara Jaring-jaring Makanan dan Piramida Makanan:

- Jaring-jaring makanan lebih berfokus pada hubungan makan-memakan antara organisme dalam ekosistem dan menunjukkan hubungan yang kompleks antar organisme. Sementara itu, piramida makanan lebih berfokus pada representasi grafis jumlah energi atau biomassa yang tersedia di setiap tingkatan trofik dalam rantai makanan.

- Jaring-jaring makanan menjelaskan hubungan antarorganisme dalam memakan dan dimakan secara menyeluruh, sementara piramida makanan memberikan gambaran tentang penurunan jumlah energi atau biomassa pada setiap tingkatan trofik.

- Jaring-jaring makanan bersifat lebih dinamis dan kompleks, sedangkan piramida makanan memberikan gambaran yang lebih sederhana tentang transfer energi dan biomassa dalam rantai makan.

- Jaring-jaring makanan menggambarkan interaksi yang rumit antara berbagai organisme dalam ekosistem, termasuk pemangsa, mangsa, dan organisme pemakan sampingan. Ini mencerminkan kenyataan bahwa organisme dalam ekosistem tidak hanya memiliki satu jalur makan-memakan tetapi terlibat dalam banyak interaksi yang saling terkait.

- Piramida makanan, di sisi lain, memberikan gambaran yang lebih sederhana tentang transfer energi atau biomassa dalam rantai makanan. Piramida makanan menunjukkan jumlah energi atau biomassa yang tersedia pada setiap tingkatan trofik dalam ekosistem. Tingkatan produsen biasanya memiliki jumlah energi atau biomassa yang paling besar, sedangkan tingkatan konsumen tinggi memiliki jumlah energi atau biomassa yang paling sedikit.

- Selain itu, piramida makanan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil energi yang dapat ditransfer dari satu tingkatan trofik ke tingkatan trofik berikutnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi dalam bentuk panas saat organisme menggunakan energi tersebut untuk kegiatan hidup mereka. Oleh karena itu, jumlah organisme pada tingkatan konsumen cenderung berkurang seiring naiknya tingkatan trofik dalam piramida makanan.

- Jaring-jaring makanan dan piramida makanan saling melengkapi dalam memahami bagaimana energi dan nutrisi ditransfer dalam ekosistem. Jaring-jaring makanan memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang hubungan makan-memakan antar organisme, sementara piramida makanan memberikan gambaran yang lebih terstruktur tentang penurunan energi atau biomassa pada setiap tingkatan trofik.

Dalam mempelajari ekosistem, penting untuk memahami dan menggunakan kedua konsep ini. Jaring-jaring makanan membantu kita melihat gambaran yang lebih lengkap tentang interaksi antar organisme dalam ekosistem, sementara piramida makanan membantu kita memahami bagaimana energi dan biomassa berkurang seiring dengan naiknya tingkatan trofik. Dengan pemahaman yang mendalam tentang jaring-jaring makanan dan piramida makanan, kita dapat menghargai harmoni yang ada dalam ekosistem dan bagaimana organisme saling bergantung satu sama lain untuk kelangsungan hidup.

6. Apa yang bisa kita pelajari dari hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup?

Jawaban

Dalam hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup, terdapat beberapa hal yang bisa kita pelajari, terutama dalam konteks harmoni dalam ekosistem. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dari hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup:

- Rantai Makanan: Hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup terhubung melalui rantai makanan. Rantai makanan menggambarkan aliran energi dan nutrisi dari satu organisme ke organisme lainnya dalam suatu ekosistem. Misalnya, tumbuhan menjadi produsen dengan menghasilkan makanan melalui fotosintesis, kemudian hewan herbivora memakan tumbuhan tersebut sebagai konsumen tingkat pertama, dan hewan karnivora memakan hewan herbivora sebagai konsumen tingkat kedua. Dalam rantai makanan, setiap organisme berperan sebagai makanan bagi organisme lainnya, dan melalui interaksi ini, energi dan nutrisi dipindahkan di antara mereka.

- Peran Produsen: Tumbuhan adalah produsen dalam rantai makanan. Mereka mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis menggunakan energi matahari, karbon dioksida, dan air. Tumbuhan menyediakan makanan bagi organisme herbivora serta oksigen untuk kehidupan di bumi. Oleh karena itu, tumbuhan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

- Peran Konsumen: Hewan, termasuk manusia, dapat berperan sebagai konsumen dalam rantai makanan. Konsumen dibagi menjadi beberapa tingkatan tergantung pada posisi mereka dalam rantai makanan. Konsumen tingkat pertama adalah herbivora, yang memakan tumbuhan. Konsumen tingkat kedua adalah karnivora, yang memakan hewan herbivora. Selain itu, ada juga omnivora yang dapat memakan baik tumbuhan maupun hewan. Konsumen membantu mengontrol populasi organisme yang mereka makan, dan dengan demikian menjaga keseimbangan ekosistem.

- Interaksi Simbiosis: Selain hubungan makan dan dimakan, terdapat juga interaksi simbiosis antarmakhluk hidup. Simbiosis adalah hubungan timbal balik antara dua spesies yang hidup berdampingan dalam suatu ekosistem. Contoh simbiosis adalah mutualisme, di mana kedua spesies mendapatkan manfaat. Misalnya, burung pemakan kutu mendapatkan makanan dari memakan kutu pada badak, sementara badak mendapatkan kelegaan dari gangguan kutu. Ada juga komensalisme, di mana satu spesies mendapatkan manfaat tanpa merugikan spesies lainnya, seperti ikan remora yang menempel pada hiu untuk mendapatkan sisa makanan.

- Ketergantungan Ekosistem: Hubungan makan dan dimakan menunjukkan ketergantungan antarmakhluk hidup. Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan makhluk lain dalam ekosistem. Setiap organisme memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

- Kontrol Populasi: Hubungan makan dan dimakan juga berperan dalam mengontrol populasi makhluk hidup di suatu ekosistem. Misalnya, jika populasi hewan herbivora meningkat, maka populasi tumbuhan yang mereka makan akan berkurang. Sebaliknya, jika populasi hewan karnivora meningkat, maka populasi hewan herbivora akan berkurang karena mereka menjadi mangsa. Dengan adanya hubungan makan dan dimakan, populasi makhluk hidup di dalam ekosistem dapat tetap seimbang.

- Siklus Nutrisi: Melalui hubungan makan dan dimakan, nutrisi dan energi berpindah dari satu organisme ke organisme lainnya. Ketika organisme mati, organisme pengurai seperti bakteri dan cacing tanah akan membusukkannya dan mengurai bahan organik menjadi zat-zat yang dapat diserap oleh tanah dan tumbuhan. Proses ini membantu dalam siklus nutrisi di ekosistem, di mana nutrisi dari organisme yang mati kembali digunakan oleh organisme hidup lainnya.

- Keseimbangan Ekosistem: Hubungan makan dan dimakan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ketika rantai makanan terjaga dengan baik, tidak ada organisme yang berlebihan atau langka. Organisme pemangsa membantu mengontrol populasi organisme mangsanya, sehingga menjaga keseimbangan dalam ekosistem. Jika hubungan makan dan dimakan terganggu, seperti adanya gangguan manusia yang mengubah rantai makanan, maka keseimbangan ekosistem dapat terganggu dan menyebabkan dampak negatif pada organisme-organisme yang terlibat.

Dalam kesimpulannya, hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup memberikan banyak pelajaran tentang harmoni dalam ekosistem. Melalui rantai makanan, peran produsen dan konsumen, interaksi simbiosis, kontrol populasi, siklus nutrisi, dan menjaga keseimbangan ekosistem, kita dapat memahami pentingnya setiap organisme dalam menjaga keberlanjutan dan harmoni ekosistem.

Penutup

Demikinalah ulasan tentang Kunci Jawaban Mari Refleksikan IPAS Kelas 5 SD Halaman 61 dan juga pembahasannya. Sekali lagi, jawaban diatas digunakan sebagai pembanding. Selalu belajar untuk dapat lebih memahami lagi dengan materi yang telah diajarkan. Semoga bermanfaat.

Tambahan :

1. Kunci jawaban diatas hanya untuk membandingkan dengan jawaban yang telah kalian kerjakan sebelumnya.
2. Sobat semuanya dapat mencari jawaban yang lebih baik lagi dan lebih meyakinkan.
3. Kunci Jawaban di atas tidak menjamin kebenarannya.

Baca Juga : 

Posting Komentar untuk "Kunci Jawaban Mari Refleksikan IPAS Kelas 5 SD Halaman 61"